Tembakau Lintingan Dan Inpsirasi
Tiba-tiba ada telpon kala malam menjelang
“Halo, siapa ya?” ucapku lirih.
“Mas Endik bukan ya?!” jawab suara itu dari seberang sana.
“Iya, saya! Ada yang bisa saya bantu?” sahutku lagi penasaran.
“Saya manager pemasaran PT Djarum, Mas saya punya bingkisan untuk Mas Endik,” lanjutnya datar.
“Bingkisan?” gumanku pelan sambil berimajinasi kalau bingkisan itu adalah BOM.
“Iya Mas! Satu Kardus rokok Djarum Super!!” lanjut suara itu dengan nada pasti.
Jiwaku berpetualang jauh! Jauh banget entah kemana. Ini bener apa nggak ya? Endik Koeswoyo, mendapat bingkisan satu kardus rokok Djarum Super? Ini nggak mungkin, emang aku pecinta Djarum –walau dulu aku begitu tergila-gila dengan produk sampoerna, tapi dulu sebelum ada tulisan Philip Morris di bungkus putihnya itu-.
Hmm…malam semakin larut saja. Aku seakan lupa bahwasanya malam ini aku harus memejam mata untuk lelap sebentar menjemput mimpiku. Tapi tidak! Lintinganku masih cukup banyak untuk di jadikan teman hingga subuh nanti. Mengutak-atik kata demi kata yang kurangkai dengan imajiansi dan mataku.
Kalau boleh memilih aku lebih memilih Djarum Super dari pada tembakau lintingan ini. Tapi entah kenapa Masbrand dengan papir Drum ini terasa nyaman dan begitu hangat di kerongkonganku yang haus oleh segelas air putih. Aku sempat membayangkan sebelum melanjutkan menulis kata untuk sebuah novel yang aku tulis malam ini. Bayangkau sederhana saja, rokok Djarum itu benar-benar ada.
Hmm...maksudnya apa neh?
Ga ada maksud apa-apa.
Lah itu yang bingkisan satu kardus besar mana?
Ah kayak nggak tau saja! Itu namanya Inspirasi, bebas dun mau ngayak apa. Mau dapet kiriman satu bungkus, satu box, satu kontainer juga ga apa-apa.
GuuuBraaaaakkkkkkkkk...
Batinku terjerembab oleh kenyataan. Aku amsih snediri malam ini. Tanpa teman tanpa siapapun yang mau mengerti kalau rokok ternyata telah menjadi sahabatku, entah sejak kapan.
Oh ya, kalau anda ke sasar ke Blog saya dan menemukan tulisan ini. Sampaikan ke pemilik Djarum ya: “ Jangan sampai di jual tuh pabrik keorang luar negeri! Nanti saya ngrokok opo Bos?”
Tiba-tiba ada telpon kala malam menjelang
“Halo, siapa ya?” ucapku lirih.
“Mas Endik bukan ya?!” jawab suara itu dari seberang sana.
“Iya, saya! Ada yang bisa saya bantu?” sahutku lagi penasaran.
“Saya manager pemasaran PT Djarum, Mas saya punya bingkisan untuk Mas Endik,” lanjutnya datar.
“Bingkisan?” gumanku pelan sambil berimajinasi kalau bingkisan itu adalah BOM.
“Iya Mas! Satu Kardus rokok Djarum Super!!” lanjut suara itu dengan nada pasti.
Jiwaku berpetualang jauh! Jauh banget entah kemana. Ini bener apa nggak ya? Endik Koeswoyo, mendapat bingkisan satu kardus rokok Djarum Super? Ini nggak mungkin, emang aku pecinta Djarum –walau dulu aku begitu tergila-gila dengan produk sampoerna, tapi dulu sebelum ada tulisan Philip Morris di bungkus putihnya itu-.
Hmm…malam semakin larut saja. Aku seakan lupa bahwasanya malam ini aku harus memejam mata untuk lelap sebentar menjemput mimpiku. Tapi tidak! Lintinganku masih cukup banyak untuk di jadikan teman hingga subuh nanti. Mengutak-atik kata demi kata yang kurangkai dengan imajiansi dan mataku.
Kalau boleh memilih aku lebih memilih Djarum Super dari pada tembakau lintingan ini. Tapi entah kenapa Masbrand dengan papir Drum ini terasa nyaman dan begitu hangat di kerongkonganku yang haus oleh segelas air putih. Aku sempat membayangkan sebelum melanjutkan menulis kata untuk sebuah novel yang aku tulis malam ini. Bayangkau sederhana saja, rokok Djarum itu benar-benar ada.
Hmm...maksudnya apa neh?
Ga ada maksud apa-apa.
Lah itu yang bingkisan satu kardus besar mana?
Ah kayak nggak tau saja! Itu namanya Inspirasi, bebas dun mau ngayak apa. Mau dapet kiriman satu bungkus, satu box, satu kontainer juga ga apa-apa.
GuuuBraaaaakkkkkkkkk...
Batinku terjerembab oleh kenyataan. Aku amsih snediri malam ini. Tanpa teman tanpa siapapun yang mau mengerti kalau rokok ternyata telah menjadi sahabatku, entah sejak kapan.
Oh ya, kalau anda ke sasar ke Blog saya dan menemukan tulisan ini. Sampaikan ke pemilik Djarum ya: “ Jangan sampai di jual tuh pabrik keorang luar negeri! Nanti saya ngrokok opo Bos?”
hahahah... apalagi bila digunakan menggunakan Pipa Cangklong. pasti sangat nikmat
BalasHapus