Oh..rembulan pudar seayu wajahmu
Salahkan jika tanga perkasaku menjamah lembut gerai rambutmu
Oh...rembulan pudar
Kolong langit hampa tanpa senyum manismu
Dewi malam...
Dewi angkara...
Murkalah engkau atas senyum sinisku
Murkalah engkau ahai kesatria Agung dari majapahit
Karena akan kutebas semua kecongkakan jiwa
Akan aku lumat musnah debu dendam di hatimu
Aku datang dari gelap malam
Aku datang bersama bulan purnama
Syair dendam kesumat atas kekagumanku denganmu
Syair lirih yang perih atas rintihan mimpi
Diam...Diam...
Karena aku akan mejamahmu dengan cinta...
Dari catatan Aria Dwi Pangga Oleh Endik Koeswoyo
Salahkan jika tanga perkasaku menjamah lembut gerai rambutmu
Oh...rembulan pudar
Kolong langit hampa tanpa senyum manismu
Dewi malam...
Dewi angkara...
Murkalah engkau atas senyum sinisku
Murkalah engkau ahai kesatria Agung dari majapahit
Karena akan kutebas semua kecongkakan jiwa
Akan aku lumat musnah debu dendam di hatimu
Aku datang dari gelap malam
Aku datang bersama bulan purnama
Syair dendam kesumat atas kekagumanku denganmu
Syair lirih yang perih atas rintihan mimpi
Diam...Diam...
Karena aku akan mejamahmu dengan cinta...
Dari catatan Aria Dwi Pangga Oleh Endik Koeswoyo
Posting Komentar untuk "Syair Tengah Malam II"
Terimakasih Sudah Bersedia Membaca, tuliskan komentar anda dan saya akan berkunjung ke blog anda...