Karena Cinta Itu Tulus
Genre:
Roman Komedi
Penulis:
Endik Koeswoyo
Sinopsis
Aliyah
adalah anak orang kaya, masiswi di sebuah kampus,baru semester satu. Di
kelasnya yang baru dia kenalan dengan Amir, cowok lucu dan sederhana menurut
Aliyah. Pertama kuliah Amir telat, dia ngos-ngosan masuk kelas, ditanya sama
dosen, Amir bilang dia harus membantu orang tua dulu dan rumhnya cukup jauh
dari kampus, jadinya telat. Amir di sorakin, alasannya pencintraan banget,
membantu orang tua. Aliyah jadi penasaran dengan Amir.
Aliyah
yang nota bene anak kurang perhatian dari orang tuanya, sangat penasaran dengan
kehidupan Amir yang katanya tinggal di perkampungan kumuh dekat rel kereta api.
Aliyah sangat ingin tau, gimana rasanya jadi orang miskin. Aliyah yang manja
dan anak orang kaya itu nekat ikut Amir pulang.
Kerena
ke isengannya itulah, Aliyah jadi mengerti betapa susahnya hidup Amir, harus
membantu orang tuanya mengangkut sampah setiap pagi dari komplek perumahan
orang-orang kaya. Rumah Amir yang sempit, bau sampah dan seabrek kegiatan Amir
semakin membuat Aliyah salut sama Amir. Suatu hari, pagi-pagi sekali Aliyah
sudah diantar sopirnya ke rumah Amir, mobil mereka tidak bisa masuk, Aliyah
ngotot di antar sopir dengan jalan kaki.
Amir
baru mau siap-siap dengan gerobaknya, Amir kaget, pagi buta Aliyah sudah
datang. Aliyah ingin ikut Amir, mengambil sampah dengan gerobak. Amir melarang,
Pak Sopir melarang, Ibu Amir juga melarangnya. Dasar Aliyah, dia ngotot tetap
pengen ikut. Akhirnya pagi itu, dengan diawasi sopirnya, Aliyah ikut Amir
mengambil sampah di sebuah komplek perumahan. 2 jam mereka jalan kaki, Aliyah
sudah hampir pingsan kelelahan dan mencium bau aroma sampah. Pak Sopir juga
bingung, ngapain Aliyah mau ikut Amir tetapi Pak Sopir tidak bisa menolak
keinginan majikannya.
Selesai
mengambil sampah, di rumah Amir sudah disiapkan makanan, mereka sarapan, tetapi
Aliyah malah muntah-muntah setelah makan beberapa suap. Aliyah minta maaf ke
Amir dan Ibunya, tetapi Amir dan Ibunya tidak terseinggung, malah tertawa.
Aliyah memaksakan diri sarapan bersama Amir, tetapi tidak bisa. Mereka akhirnya
ke kampus.
Sore
harinya, Aliyah mengajak Amir dan Ibunya untuk ke rumah Aliyah, di ajak makan
malam. Di rumah Aliyah yang megah, Amir dan Ibunya sangat ragu-ragu untuk
masuk, Aliyah memaksa mereka beredua untuk mau masuk dan makan bersama. Amir
dan Ibunya sangat takut, nanti di marahi sama Papa dan Mamanya Aliyah, Aliyah
bilang mereka tidak ada di rumah, sedang berlibur ke Arab.
Singkat
cerita, Aliyah jatuh cinta dengan kesederhanaan Amir, Aliyah memberanikan diri
nembak Amir duluan, tetapi Amir melonak karena Amir merasa mereka tidak cocok,
beda status sosial dan ekonomi. Aliyah meyakinkan Amir, kalau dirinya mencintai
Amir karena semangat Amir, karena perjuangan Amir, bukan karena harta. Amir
tetap menolak, dia tidak ingin sakit hati kalau akhirnya mereka harus ditentang
Papa dan Mamanya Aliyah. Aliyah tidak menyerah, dia terus berusaha meyakinkan
Amir, tetap datang ke rumah Amir dan malah sering membantu Amir mengambil
sampah pagi hari.
Perubahan
yang terjadi pada Aliyah membuat Papa dan Mamanya Aliyah penasaran, suatu pagi
Papa dan Mamanya Aliyah menguntit Aliyah, karena merasa ada yang mencurigakan.
Papa dan Mamanya Aliyah kaget, melihat Aliyah membantu Amir dan ikut sarapan di
rumah Amir yang sangat kecil dan kumuh itu. Aliyah dan Amir juga sangat kaget
karena Papa dan Mamanya datang ke rumah Amir. Aliyah sudah nangis-nangis, dia
tidak ingin Papa dan Mamanya memisahkan Amir. Amir juga bilang, mereka tidak
pacaran hanya berteman, tetapi disini Papanya Aliyah malah tertawa melihat
anak-anak itu Parno duluan. Papanya Aliyah lalu bercerita tentang kehidupannya
masa dulu, ketika makasih anak-anak rumahnya tidak sebagus rumah Amir. Aliyah
tidak yakin kalau Papanya dulu miskin, Mamanya Aliyah bercerita, pertama
menikah mereka juga mengontrak di sebuah rumah kecil di pinggir rel, perjuangan
Papa sama Amir tidak jauh beda, Aliyah boleh berteman dengan Amir, pacaran juga
boleh, tapi nanti kalau udah mau lulus kuliah, biar kuliahya tidak terganggu.
Amir dan Aliyah bernafas lega. Papanya Aliyah pesen ke Amir, jadikan cinta
sebagai semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Harta itu hanya titipan
tuhan, carilah ilmu untuk merubah hidupmu. Amir mengiyakan. Aliyah dan Amir
senang. Papa dan Mama-nya Aliyah juga senang, Aliyah akhirnya tidak menjadi
anak manja.
Posting Komentar untuk "Karena Cinta Itu Tulus"
Terimakasih Sudah Bersedia Membaca, tuliskan komentar anda dan saya akan berkunjung ke blog anda...