RANTING DEDAUNAN
The Movie
Penulis: Endik Koeswoyo
Draf 2
Premise:
Kehidupan Ranting (24 tahun) berubah ketika dia bertemu Darwis (27 tahun) saat
melakukan riset untuk skripsinya di sebuah perkampungan nelayan.
SINOPSIS:
Namanya
Ranting, usianya 23 tahun, gadis cantik, manja dan antipati dengan dunia
politik. Ranting yang kuliah jurusan Ekonomi, sedang menyelesaikan skripsi
dengan judul “Nelayan, Pasar Bebas dan Kebijakan Pemerintah, dengan menggunakan
Metodologi Analisis Ekonomi Deskriptif.”
Sebagai anak orang kaya, tidaklah
sulit bagi Ranting untuk memilih tempat guna melakukan reisetnya. Melalui
pembatu di rumahya, Ranting memutuskan pergi ke sebuah perkampungan Nelayan,
dia memutuskan untuk menyelesaikan skipsinya di sana selama 2 bulan walau pada
mulanya keinginan Ranting itu ditentang oleh kedua orang tuanya yang
mengkhawatirkan kehidupan Ranting anak satu-satunya itu jika jauh dari orang
tuanya, “Mama tidak setuju kalau kamu harus hidup di perkampungan Nelayan dan
tidak pulang selama 2 bulan!” kata Bu Niar (55 th) Mamanya Ranting. Pak Munar (60
th)Papanya juga tidak sepaham, “Kamu itu manja, apa bisa kamu hidup disana?
Lagian di kampung nggak ada perpustakaan, kamu bakal susah cari buku referensi
buat skipsi kamu?” Ranting tetap ngotot dan ingin melakukan riset langsung ke
lapangan, dia yakin mampu. Akhirnya Ranting berangkat, seorang diri.
Pak Munar yang mengkhawatirkan
Ranting akhirnya mengutus Ronald (24 th), anak sahabat Pak Munar yang naksir
sama Ranting dan satu kampus dengan Ranting. Ronald berangkat ke perkampungan
Nelayan, tanpa sepengatahuan Ranting.
Di perkampungan Nelayan, Ranting kaget ketika
bertemu dengan Ronald, “Loh kok kamu bisa ada disini?” tanya Ranting ke Ronald,
Ronald hanya bilang dia juga menyelesaikan Skripsi tentang pemerintahan daerah
dan kebijakan ekonomi mikro, judulnya hampir sama dan mereka bisa melakukan
penelitian bareng, “Jodoh kali ya?” kata Ronald bercanda ke Ranting. Ranting
senang, setidaknya dia mempunyai teman di kampung yang jauh dari hiruk pikuk
kota itu. Seiring berjalannya waktu, kedekatan Ranting dan Ronald semakin
terasa, Ronald cowok baik dan perhatian, Ranting jadi makin simpati dan
akhirnya mulai jatuh cinta dengan Ronald.
Gayung bersambut, Ronald yang
telah lama jatuh hati pada Ranting akhirnya mempunyai kesempatan untuk emakin
dekat dengan Ranting dan membuktikan cintanya pada Ranting. Banyak hal-hal
kecil yang dilakukan Ronald mampu membuat Ranting semakin yakin kalau Ronald
adalah cowok baik. Ronald begitu peduli dengan nasip para nelayan, Ronald juga
dekat dengan anak-anak kecil di perkampungan itu. Bahkan dengan sabar Ronald
memberikan bimbingan belajar pada anak-anak kecil, mengajarkannya banyak hal
sebagai modal ketika mereka besar nanti. Bahkan suatu hari Ranting melihat
Ronald yang sedang memperbaiki kapal milik nelayan.
Selain aktif dan dekat dengan
warga kampung Nelayan, Ronald juga dengan sabar menemani Ranting melakukan
riset di perkampungan itu. Bukan itu saja, Ronald sering kali memberikan
surprise pada Ranting, mengajak Ranting naik kapal nelayan ke laut, bahkan
memberikan kejutan pada Ranting dengan pesta bakar ikan bersama nelayan dtepi
pantai. Begitu banyak hal romantis yang dibikin oleh Ronald, special untuk
Ranting.
Bersama dengan Ronald, Ranting
semakin mengerti tentang kehidupan yang sebenarnya, bagaimana kegelisahan
seorang istri nelayan ketika malam hari tidak bisa tidur dan terus berdoa untuk
suaminya yang melaut. Bagaimana perjuangan seorang nelayan yang bertaruh nyawa
dilautan lepas, bisa saja kapal mereka tersapu badai dan takpernah bisa pulang.
Bagaiman anak-anak harus jalan kaki dan naik angkot untuk kesekolah. Semua
menyadarkan Ranting bahwa hidupnya selama ini yang penuh kemewahan dan
membuatnya manja adalah sebah kesalahan yang harus diluruskan. Apalagi dengan
mata kepala sendiri, Ranting melihat kesedihan seorang ibu muda dengan 2
putranya yang masih kecil ketika mendengar kabar suaminya hilang dan jasadnya
tidak pernah diketemukan karena badai menenggelamkan perahu kecil miliknya.
Ranting benar-benar sadar, hidup tidaklah mudah dan penuh perjuangan.
Suatu hari, Ranting secara tidak
sengaja bertemu dengan Darwis, Ranting sepertinya pernah melihat wajah pemuda
itu, Ranting baru sadar ketika Darwis menunjuk sebuah baliho kecil di pinggir
jalan, ada foto Darwis di sana, rupanya Darwis adalah calon Bupati yang akan
maju dalam pemilihan bulan depan. Sontak, Ranting jadi males sama Darwis, yang
menurutnya sok kalem, sok baik, sok care dan sok peduli karena memang lagi
mencari dukungan masyarakat, “najis” batin Ranting. Ranting langsung
menghindar, ogah berteman dengan politikus, Ranting pikirannya negative banget
ke Darwis. Tetapi ketika Ranting mencoba menghindari Darwis, dia malah beberapa
kali bertemu dengan Darwis di perkampungan nelayan itu.
Ranting bercerita pada Ronald
tentang Darwis, Ranting yang pesimis dan antipati dengan politikus itu curhat
banyak hal, menurutya politik itu kotor, disini dengan sabar Ronald memberikan
bayak padangan tentang politik, tidak semua politikus kotor, pasti ada
orang-orang baik yang tau baik dan benar. Namanya juga Ranting, tidak pernah
mau percaya dengan politik karena dia beberapa kali melihat politikus yang
memeras Papanya yang pengusaha sukses itu dengan berbacai macam cara.
Pertemuan selanjutnya di sebuah
angkot, Darwis langsung menyapa Ranting, tetapi Ranting malah nyekak Darwis,
“emang harus ya calon Bupati naik angkot beginian? Biar rakyat simpati?” Darwis
senyum, lalu jawab, ”Sejak SMA dulu, aku naik angkot yang sama, sopirnya juga
sama,Pak Albar ini…” Ranting nggak percaya, saat itu Sopir nyeletuk, “Kalo saya
jadi Mas Darwis saya juga bakalan naik angkot ini, la wong ndak pernah bayar!?”
Darwis tertawa ke Pak Albar, usut punya usut Ranting baru sadar kalau Angkot
yang selama ini dia tumpangi itu adalah salah satu usaha Bapaknya Darwis,
juragan angkot. Saat itu ada penumpang anak-anak SMP, 3 orang baru saja naik
angkot. Mereka langsung curhat ke Darwis, minta dibantuin ngerjain PR, Ranting
makin penasaran, karena Darwis yang mau ke kota malah turun di pinggir jalan
karena anak-anak itu maksa Darwis buat bantuin ngerjain PR Bahasa Ingris dulu.
Darwis turun bareng anak-anak SMP itu. Ranting yang penasaran akhirnya
menguntit Darwis.
Di sebuah halaman rumah kecil,
Darwis membantu anak-anak mengerjakan PR, kasih penjelasan rumus-rumusnya, anak-anak
antusias. Ranting yang membuntuti Darwis tanya ke seorang ibu, “Itu calon
Bupati beneran Bu?” sambil nunjuk Darwis yang cukup jauh dari mereka. Ibu itu
kasih penjelasan, “Oh… Mas Darwis? Iya, dia calon Bupati, tapi kayaknya ndak
serius nyalonnya, ndak pernah kampanye,” Ranting makin penasaran, “Terus
ngapain dia kesini kalau ndak kampanye?” Ibu jawab lagi, “Ya, dari dulu dia
sering kesini, dia emang deket sama anak-anak kampung sini, bantuin anak-anak
kampung, beliin buku, beberapa anak malah dikasih kartu angkot gratis,” kata
Ibu itu lagi. “Sejak kapan dia kasih kartu angkot gratis itu?” taya Ranting
masih penasaran, “Sejak kapan ya? Saya lupa neng, 5 atau 6 tahun lalu kayaknya,
sejak anak saya SD,” Ranting makin heran dan makin penasaran.
Di rumah Kepala Dusun yang dia
tinggali, Ranting penasaran dan mencoba mencari tau soal Darwis, Pak Kadus
bilang kalau Darwis itu yang nyalonin sebenarnya masyarakat, dulu dia menolak
tetapi karena dia dianggap cocok sebagai pemimpin ya kami paksa untuk maju,
kata Pak Kadus. Ronald masih nggak yakin dengan Darwis, dia yakin semua orang
di kampung ini pasti sudah di suap sama Darwis. Ranting ngajak Ronald ke
kampung paling jauh, paling pinggiran di kota itu, sekalian jalan-jalan mereka
mencari informasi terhadap darwis, disebuah warung kecil, Ranting heran, ketika
ada beberapa orang kampung yang ladi di kampung itu antusias mendengarkan
Darwis yang lagi berdialog dengan masyarakat di sebuah radio. Saking
penasarannya, Ranting tanya ke penduduk, apa mereka kenal dengan Darwis yang di
radio itu? Semua jawab kenal, bahkan dari kecil mereka kenal, Darwis sering
main ke kampung ini, dulu Darwis itu anaknya nakal, suka menyelinap di dalam
kapal nelayan ikut ke laut, tapi namanya juga anak-anak, biasalah… kata seorang
warga. Ronald dan Ranting makin penasaran.
Ronald mulai menangkap gelagat
aneh pada Ranting yang malah sibuk mencari informasi tentang Darwis, bukan
informasi tentang sikipsinya yang sudah hampir selesai. Naluri Ronald
mengatakan kalau Ranting mulai tertarik dengan Darwis. Ronald yang tidak mau kehilangan
Ranting segera menyatakan isi hatinya ke Ranting, di tepi pantai pada suatu
Sore Ronald meminang Ranting, mengajaknya menikah. Ranting bingung, dia belum
siap untuk menikah, tetapi Ranting juga tidak menolak, hanya butuh waktu untuk
memberikan sebuah jawaban pada Ronald.
Ronald berusaha menjauhkan Ranting
dari Darwis, Ronald selalu mencari cara agar Rantng fokus pada skipsinya. Waktu
terus berlalu, hubungan Ranting dan Ronald semakin dekat, mereka sama-sama
melakukan penelitian di kampung itu, hingga satu hal mengejutkan mereka
temukan, munculnya isu besar tentang rencana penambangan biji pasir besi di
sekitar pantai, bahkan sudah muncul beberapa perwakilan perusahaan yang terus
meyakikan warga. Warga mulai menolak dengan rencana penambangan biji pasir besi
di wilayah mereka karena mereka takut lingkungan pantai tercemar dan mata
pencaharian nelayan bisa hilang jika 60% wilayah pantai akan dijadikan area
tambang. Ranting yang sudah begitu dekat dengan warga kampung nelayan itu mau
tidak mau menjadi tempat keluh kesah karena dianggap orang kota yang punya ilmu
dan pendidikan lebih, beberapa Warga meminta bantuan Rating sebagai juru bicara
menghadapi utusan dari pihak pengusaha dan perwakilan beberapa pejabat daerah.
Melihat kehidupan nelayan yang susah itu, Rating tergerak hatinya.
Ranting akhirnya mencari Darwis,
pastilah Darwis bisa mengantarkan Ranting dan Ronald untuk bertemu dengan
pejabat-pejabat di kota, sebenarnya Ronald menolak ketika Ranting mengajakkan
bertemu dengan Darwis, tetapi Ranting memaksa, Darwis pasti bisa menjadi
penghubung mereka dengan orang pemerintahan.
Darwis mengantarkan Ranting ke
kota, menemui seorang pejabat di sana,dalam proses memperjuangkan nasib rayta
kecil itu, Ranting muliasimpati ke Darwis, bahkan Ranting diam-diam jatuh hati
pada Darwis. Bebeberapa hari kemudian, Darwis mempertemukan Ranting dengan
pejabat di kota, lalu terjadilah dialog antara Ranting yang mewakili warga dan
Sang Pejabat. Ranting gagal memperjuangkan warga desa dan malah dituduh anggota
LSM yang sengaja mau mencari uang dengan mengatasnamakan lingkungan dan
kemiskinan. Ranting sangat sedih, apalagi mengetahui kalau pejabat yang
ditemuinya itu adalah donator utama dari Darwis.
Ranting semakin membenci Darwis,
karena dia merasa Darwis tidak peduli dengan rakyat kecil, Darwis meminta
pengertian Ranting perihal permasalahan tersebut, tetapi Ranting sudah kecewa
dengan Darwis. Darwis sebenarnya sudah memikirkan mengenai tambang itu sejak
lama, dia terus mencari sulusi dengan beberapa temannya, hingga akhirnya Darwis
dan beberapa pemuda menemui pejabat itu lagi. Pejabat mengancam Darwis, jika
Darwis menentang proyek tambang pasir besi dipesisir pantai, Pejabaat itu tidak
akan memberikan dukungan ke Darwis lagi, dukungan suara dari Partai juga
dukungan materi yang selama ini dia kucurkan ke Darwis akan dihentikan.
Darwis memutuskan untuk tetap
membela warga dan nelayan, alhasil Darwis tidak tidak lagi mendapat dukungan.
Darwis berencana mundur dari pencalonan Bupati, dia dan beberapa temennya mulai
melepaskan baliho-baliho dan spanduk yang ada.
Suatu hari, di sebuah Radio
Ranting mendengar Darwis dengan memberikan keterangan pers soal pengunduran
dirinya, karena dia menentang Mega Proyek penambangan pasir besi, mendengar
informasi itu, Ranting terhenyak, Ranting, Ronald dan beberapa warga dengan
naik angkot ramai-ramai mendatangi tempat Darwis sedang diwawancara, Ranting
langsung memberikan dukungan ke Darwis, Darwis harus tetap maju sebagai calon
Bupati, karena jika Darwis mundur, dia tidak akan punya kekuatan untuk membela
warga nelayan. Ranting dan Warga meyakinakan Darwis, mereka akan mendukung
Darwis. Apakah yang akan terjadi selanjutkan? Mampukah Darwis menang dan
menjadi Bupati terpilih? Bagaimana dengan Ranting? Akankah dia kembali ke
Jakarta setelah skipsinya selasai? Bagaimana dengan Ronald yang melihat
kedekatan Ranting dan Darwis? SAKSIKAN dalam film dengan judul RANTING
DEDAUAN…
NOTE:
Sinopsis FILM LAYAR LEBAR ini BELUM diproduksi. Jika anda membutuhkan sinopsis untk film layar lebar atau film televisi
silahkan menghubungi saya selaku penulis via email: endikkoeswoyo@gmail.com.
Romance berbau Pilkada, hehe.... bakal ngeHits ini bang. Kapan ada waktu, sharing lah bang tentang metode piramida cerita. Dulu yang pernah diajarin Bang endik itu, cara bikin sinopsis, sekarang luntur. Gegara jarang nulis sinopsis. kebanyakan nulis status FB. hahaha....
BalasHapusitu ide-ide konflik di sinopsis dapatnya dari mana bang? setiap kali baca sinopsis jnengan selalu ada adegan yang fresh.
Idenya dari sekitar kita Mas Seno... ini sebenarnya film cocok untuk calon gubernur atau calon bupati... konsepnya dulu memang dibuat untuk "kampanye pilkada" lewat film hehehhe....
BalasHapus